I.
TUAK
Tuak adalah
sejenis minuman beralkohol tradisional yang merupakan hasil fermentasi dari nira (getah mayang enau) dan kelapa juga dari beberapa pohon yang mengandung kadar gula seperti palem, korma
dll.Cara pembuatannya pun cukup simpel dan alami tidak seperti pembuatan
minuman pabrikan dan oplosan yang memaksakan kadar dosis alkohol agar semakin
di nikmati. Walaupun tuak hanya memiliki sedikit alkohol di banding minuman
botol pabrik tapi tetapi juga dapat berbahaya bagi kesehatan jika di komsumsi
terlalu berlebihan. Tidak hanya di Indonesia
minuman ini juga ditemukan di berbagai belahan Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika,
dan disebut dengan berbagai nama yang berbeda.
Secara umum tuak
yang di kenal di Indonesia adalah dengan nama arak, sementara Istilah tuak ini sendiri adalah nama yang
disebut di sumatera utara khususnya di
diaerah batak. Tuak ini sendiri adalah minuman khas tradisional yang
telah turun temurun dari nenek moyang di tanah batak dan tetap eksis hingga sekarang. Adapun pembuatan tuak di daerah sumatera utara adalah dari hasil menyadap getah mayang dari pohon aren/enau dan pohon kelapa. Sehingga di kenal dua jenis tuak yaitu :
telah turun temurun dari nenek moyang di tanah batak dan tetap eksis hingga sekarang. Adapun pembuatan tuak di daerah sumatera utara adalah dari hasil menyadap getah mayang dari pohon aren/enau dan pohon kelapa. Sehingga di kenal dua jenis tuak yaitu :
·
Tuak Bagot ( tuak sadapan dari pohon aren)
Cara proses pembuatan keduanya juga beda dan tentu
rasa pun berbeda sesuai selera orang yang ingin meminumnya. Sebagaian peminum
tuak lebih suka meminun tuak bagot dan sebagaian lagi lebih suka meminum tuak
kelapa. Namun ada pula yang suka meminum kedua jenis tuak ini. Jika kita ingin
mencipi rasa dari tuak ini bukanlah hal yang sulit. Cukup mencari kedai khusus
penjualnya yang di sebut dengan lapo tuak. Lapo tuak cukup banyak bertebaran di
setiap kota
hingga daerah yang paling pelosok sekalipun. Dapat dikatakan bahwa di satu
perkampungan saja kita bisa menjumpai lebih dari 10 lapo tuak. ini menunjukkan
banyak masyarakat yang suka meminum tuak, dan penjualan tuak ini juga dapat
juga menjanjikan ataupun sekedar menambah mata pencaharian. Di lapo tuak inilah
para peminum duduk menikmati segelas dua gelas tuak ataupun lebih sambil duduk
bercengkrama menghilangkan rasa penat, markobbur, bermain catur, bahkan
bernyanyi di iringi alunan gitar terkadang hingga larut malam. Penggemar tuak
tidak memandang usia, mulai dari pemuda, kaum bapak hingga orang tua. Disamping itu juga tuak adalah minuman
penghormatan dalam upacara dan juga pesta adat istiadat di tanah batak sejak
zaman nenek moyang. Seperti halnya dalam adat perkawinan Tuak selalu disuguhkan
bagi para penatua adat dan para yang ikut hadir di pesta tersebut.
II.
PROSES
PEMBUATAN
Walaupun cukup
senderhana proses pembuatan tuak itu sendiri memerlukan keahlian oleh Paragat
(pembuat tuak), yang harus benar-benar di pahami sehingga menghasilkan tuak
yang memiliki cita rasa yang berbeda-beda bagi setiap penikmat minuman ini. Seorang
Paragat adakalanya memiliki kiat dan resep khusus agar Tuak buatan berbeda
rasanya dari yang di buat oleh Paragat yang lain, sehingga para pelanggannya
selalu setia menikmati tuak ciptaannya. Adapun
proses pembuatan tuak itu sendiri tergantung dari jenis tuaknya.
·
Tuak bagot
Tuak bagot adalah terbuat dari
hasil fermentase sadapan mayang enau/ nira. Mayang dari pohon enau
inilah yang akan di sadap agar menghasilkan tuak. Mayang ini dalam bahasa batak
di sebut arirang ni bagot yang hampir mirip dengan halto. Halto adalah buah
dari pohon enau yang memiliki biji banyak dan menjulur ke bawah. Biasanya halto
ini di buat menjadi kolang-kaling. Bedanya dengan arirang, halto bijinya lebih
besar dan lebih banyak sedangkan arirang biji kecil dan lebih sedikit.
Arirang atau mayang ini biasanya mulai keluar dari pohon enau
setelah pohon tersebut paling sedikit berumur 7 tahun. Buah ini
akan menjulur keluar. Setelah buah
arirang berumur kira-kira 3-4 bulan buah ini akan berwarna hitam kecoklatan,
dan disinilah selama sebulan Paragat harus mengayun arirang ini dari bawah
pohon dengan menggunakan tali sesuai ketinggian pohon. Mengayun ini di lakukan
minimal 30 menit dalam satu hari. Setelah selesai mengayun arirang, paragat
juga harus naik ke pohon dan harus memukul mukul pangkal arirang tersebut
sekitar 10 menit. Dalam bahasa batak disebut mambalbal bagot. Adapun tujuan
dari mengayun dan memukul arirang ini supaya kelak dapat mengeluarkan getah
dengan lancar. Dimana getah inilah yang nantinya akan menjadi tuak. Setelah
sekitar 4 bulan arirang ini berubah
warna menjadi ke kuning-kuningan dan mulai mengandung minyak, dan biasanya akan
di kerumuni banyak lebah. Ini di sebabkan karena buah tersebut telah mengeluarkan aroma yang
berbau tuak dan mengandung rasa manis. Di sinilah saatnya Paragat akan mulai
beraksi,.
Pertama sekali Paragat akan memotong setengah dari pangkal ataupun
tandan buah arirang tersebut. Setelah di potong dan di bilas dengan air, kemudian
di iris tipis serta di lumuri dengan resep-resep tertentu berupa daun-daunan
ataupun resep-resep lain. Saat di potong arirang tersebut sebenarnya sudah
mengeluarkan getah yang kental. Tetapi belum bisa langsung di tampung.
Terkadang paragat membiarkannya sampai dua hari. Sampai arirang benar-benar
meneteskan air tuak yang berkualitas sesuai dengan pengalaman sang paragat.
Setelah benar-benar di yakini telah berkualiatas maka mulai paragat menampung
tuak yang menetes demi setetes tersebut dengan wadah yang di gantungkan tepat
dibawah tetesan arirang tersebut.Tuak ini akan diambil oleh paragat dua kali
sehari, yaitu pagi dan sore, dan di samping mengambil tuak paragat juga harus
mengiris arirang secara bersamaan dua kali sehari. Air tuak yang di hasilkan
arirang ini masih kental dan putih sedikit berlendir dan rasanya manis. Tuak
seperti ini di sebut tuak na tonggi dan belum mengandung alkohol. Barulah
setelah Raru di celupkan selama beberapa jam maka tuak akan berubah menjadi
sedikit pahit dan memiliki dosis alkohol yang dapat memabukkan. Raru adalah
kulit pohon tertentu yang sudah kering yang berfungsi sebagai perubah rasa dan
penumbuh dosis yang di campurkan ke tuak. Setelah benar-benar memiliki rasa yang pas di
kerongkongan barulah kemudian di pasarkan ke lapo-lapo tuak yang menjadi
langganan sang paragat tersebut.
·
Tuak kelapa
Berbeda dengan tuak bagot, jika dibandingkan dengan tuak dari sadapan pohon
kelapa ini air yang di hasilkan lebih
sedikit. Pohon enau/ bagot yang menghasilkan tuak lebih produktif dibandingkan
dari kelapa. Untuk mendapat tuak 1 liter saja dibutuhkan 10 batang kelapa. Bahkan dari 1
pohon kelapa terkadang tuak yang di
hasilkan hanya 1 gelas saja dalam satu malam.Dalam pengumpulan air tuak juga
sekali saja dalam sehari. Sedangkan tuak dari pohon bagot dapat menghasilkan 10
liter dalam 1 hari yaitu dua kali pengambilan (pagi dan sore). Itu masih
terhitung satu pohon. Apabila paragat memiliki 3-4 pohon bagot maka pekerjaan
maragat ini dapat di pastikan cukup menjanjikan. Namun perlu diketahui terkadang
tak selamanya juga tuak deras mengalir dari pohon bagot, itu tergantung trik,
cara, dan keuletan sang paragat dalam memahami cara pengambilan tuak. Musim
juga dapat mempengaruhi produktifitas pohon bagot dalam mengeluarkan tuak.
Adapun cara pembuatan tuak kelapa ini yaitu pertama kali dengan mengikat mayang
kelapa. Berbeda dengan mayang bagot (arirang). Mayang kelapa adalah bakal buat
yang akan menjadi kelapa yang berada di pucuk pohon.. Mayang kelapa dibungkus
dengan daun kelapa muda dan di ikat dengan tali agar tidak pecah. Kemudian
dibiarkan kira kira satu setengah hari. Setelah itu ujungnya di iris miring,
dengan melepas sedikit demi sedikit tali. Ke esokan hari barulah air tuak
ditampung.
III. Khasiat/manfaat dan efek samping tuak
Tuak adalah minuman penghangat badan di saat cuaca
sedang dingin dan sebagai obat penghilang rasa lelah seuasai bekerja keras. Tuak memiliki kandungan
vitamin yang menyuplai tambahan tenaga ke tubuh si peminum. Berikut beberapa khasiat tuak :
·
Mengobati sariawan
·
Baik untuk wanita yang baru melahirkan untuk
memperlancar air asi.
·
Sebagai bahan membuat gula aren
·
Bahan campuran pada pembuatan kue..
Dan masih banyak lagi manfaat dan khasiat tuak ini bagi kehidupan. Selagi
tidak berlebihan mengkomsumsinya. Dan jika berlebihan tentu saja memiliki efek
yang cukup fatal bagi kehidupan… berikut beberapa efek samping yang terjadi
dalam kehidupan karena pengaruh minum tuak terlalu berlebihan :
·
Dapat merusak organ tubuh jika terlalu
berlebihan meminumnya, seperti penyakit lever..
·
Memabukkan, karena tuak yang di campur raru
telah memiliki dosis alkohol sekitar 4-5
%. Sehinnga yang mengkomsumsi kehilangan kendali, yang dapat menibulkan
kekerasan dan pertikaaian
·
Merusak mata pencaharian. Peminum yang
berlebihan akan menghambur-hamburkan uang hanya untuk kesenangan di bawah
pengaruh alcohol karena dosis tuak yang terlalu berlebihan… dan masih banyak
lagi efek samping mengkomsumsi tuak yang berlebihan.
Di daerah Tapanuli tuak di kenal dengan istilah bius toba, dan ada juga yang mengatakan
istilah tusor atau tuak sore. Ada juga menyebut dengan
susu batak..dsb. untuk menambah kenikmatan minum tuak di iringi mengemil
makanan ringan yang disebut dengan tambul, sehinggga membuat suasana menjadi
lebih semarak bercampur canda dan tawa. Lantas mengapakah orang harus singgah di
lapo untuk sekedar minum tuak khususnya orang batak. Tentu setiap orang
mempunyai alasan tersendiri, jadi jangan langsung berpikiran negative thinking terhadap
orang suka minum tuak di lapo.. jika
masih dalam tahap wajar-wajar saja sebagai pelepas rasa penat dan lelah…perlu
di pahami peminum dan pemabuk itu berbeda.
Peminum adalah orang yang rutin minum tuak di lapo, tetapi minumnya tidak
melampaui batas dan mampu menguasai diri. Sedangkan pemabuk adalah orang yang
sudah di pengaruhi oleh tuak dan sehari-harinya hanya berpikir untuk mabuk tampa memikirkan dampak
bagi diri sendiri. ada beberapa alasan
logis beberapa orang minum tuak dilapo
o
sebagai modal bersosialisasi dengan orang-orang
sekitar. Tentu dengan duduk di lapo maka membuka suasana persahabatan dan
perkenalan
o
harganya murah dan minumnya lebih praktis
o
menghilangkan rasa jenuh dan bosan setelah
seharian bekerja
o
mengekspresikan rasa dan jiwa seni yang
terpendam… seperti halnya bernyanyi, sekedar bermain catur..
o
mendengar kabar terbaru.. ( ini khususnya di
daerah pedalaman karena sarana media komunikasi dan informasi yang terbatas)
dan lain sebagainya.
Demikianlah sekilas ulasan mengenai TUAK….