Pemahaman Tentang Tuak

Written By Unknown on Jumat, 17 Januari 2014 | 20.16


I.               TUAK

Tuak adalah sejenis minuman beralkohol  tradisional  yang merupakan hasil fermentasi dari nira (getah mayang enau) dan kelapa  juga dari beberapa pohon yang mengandung kadar gula seperti palem, korma dll.Cara pembuatannya pun cukup simpel dan alami tidak seperti pembuatan minuman pabrikan dan oplosan yang memaksakan kadar dosis alkohol agar semakin di nikmati. Walaupun tuak hanya memiliki sedikit alkohol di banding minuman botol pabrik tapi tetapi juga dapat berbahaya bagi kesehatan jika di komsumsi terlalu berlebihan.  Tidak hanya di Indonesia minuman ini juga ditemukan di berbagai belahan Asia TenggaraAsia SelatanAfrika, dan disebut dengan berbagai nama yang berbeda.

    Secara umum tuak yang di kenal di Indonesia adalah dengan nama arak, sementara  Istilah tuak ini sendiri adalah nama yang disebut di sumatera utara  khususnya di diaerah batak. Tuak ini sendiri adalah minuman khas tradisional yang


telah turun temurun dari nenek moyang di tanah batak dan tetap eksis hingga sekarang.   Adapun pembuatan tuak di daerah sumatera utara adalah dari hasil menyadap getah mayang dari pohon aren/enau dan  pohon kelapa. Sehingga di kenal dua jenis tuak yaitu :
·    Tuak Bagot ( tuak sadapan dari pohon aren)
·    Tuak Kalapa ( tuak hasil sadapan dari kelapa)

Cara proses pembuatan keduanya juga beda dan tentu rasa pun berbeda sesuai selera orang yang ingin meminumnya. Sebagaian peminum tuak lebih suka meminun tuak bagot dan sebagaian lagi lebih suka meminum tuak kelapa. Namun ada pula yang suka meminum kedua jenis tuak ini. Jika kita ingin mencipi rasa dari tuak ini bukanlah hal yang sulit. Cukup mencari kedai khusus penjualnya yang di sebut dengan lapo tuak. Lapo tuak cukup banyak bertebaran di setiap kota hingga daerah yang paling pelosok sekalipun. Dapat dikatakan bahwa di satu perkampungan saja kita bisa  menjumpai  lebih dari 10 lapo tuak. ini menunjukkan banyak masyarakat yang suka meminum tuak, dan penjualan tuak ini juga dapat juga menjanjikan ataupun sekedar menambah mata pencaharian. Di lapo tuak inilah para peminum duduk menikmati segelas dua gelas tuak ataupun lebih sambil duduk bercengkrama menghilangkan rasa penat, markobbur, bermain catur, bahkan bernyanyi di iringi alunan gitar terkadang hingga larut malam. Penggemar tuak tidak memandang usia, mulai dari pemuda, kaum bapak hingga orang tua.  Disamping itu juga tuak adalah minuman penghormatan dalam upacara dan juga pesta adat istiadat di tanah batak sejak zaman nenek moyang. Seperti halnya dalam adat perkawinan Tuak selalu disuguhkan bagi para penatua adat dan para yang ikut hadir di pesta tersebut.

II.            PROSES PEMBUATAN
Walaupun  cukup senderhana proses pembuatan tuak itu sendiri memerlukan keahlian oleh Paragat (pembuat tuak), yang harus benar-benar di pahami sehingga menghasilkan tuak yang memiliki cita rasa yang berbeda-beda bagi setiap penikmat minuman ini. Seorang Paragat adakalanya memiliki kiat dan resep khusus agar Tuak buatan berbeda rasanya dari yang di buat oleh Paragat yang lain, sehingga para pelanggannya selalu setia menikmati tuak ciptaannya.  Adapun proses pembuatan tuak itu sendiri tergantung dari jenis tuaknya.
·        Tuak bagot
Tuak bagot  adalah terbuat dari hasil fermentase  sadapan  mayang enau/ nira. Mayang dari pohon enau inilah yang akan di sadap agar menghasilkan tuak. Mayang ini dalam bahasa batak di sebut arirang ni bagot   yang hampir mirip dengan halto. Halto adalah buah dari pohon enau yang memiliki biji banyak dan menjulur ke bawah. Biasanya halto ini di buat menjadi kolang-kaling. Bedanya dengan arirang, halto bijinya lebih besar dan lebih banyak sedangkan arirang biji kecil dan lebih sedikit. 
Arirang atau mayang ini biasanya mulai keluar dari pohon enau setelah  pohon tersebut  paling sedikit berumur 7 tahun. Buah ini akan  menjulur keluar. Setelah buah arirang berumur kira-kira 3-4 bulan buah ini akan berwarna hitam kecoklatan, dan disinilah selama sebulan Paragat harus mengayun arirang ini dari bawah pohon dengan menggunakan tali sesuai ketinggian pohon. Mengayun ini di lakukan minimal 30 menit dalam satu hari. Setelah selesai mengayun arirang, paragat juga harus naik ke pohon dan harus memukul mukul pangkal arirang tersebut sekitar 10 menit. Dalam bahasa batak disebut mambalbal bagot. Adapun tujuan dari mengayun dan memukul arirang ini supaya kelak dapat mengeluarkan getah dengan lancar. Dimana getah inilah yang nantinya akan menjadi tuak. Setelah sekitar 4 bulan arirang ini    berubah warna menjadi ke kuning-kuningan dan mulai mengandung minyak, dan biasanya akan di kerumuni banyak lebah. Ini di sebabkan karena  buah tersebut telah mengeluarkan aroma yang berbau tuak dan mengandung rasa manis. Di sinilah saatnya Paragat akan mulai beraksi,.
Pertama sekali Paragat akan memotong setengah dari pangkal ataupun tandan  buah arirang tersebut.   Setelah di potong dan di bilas dengan air, kemudian di iris tipis serta di lumuri dengan resep-resep tertentu berupa daun-daunan ataupun resep-resep lain. Saat di potong arirang tersebut sebenarnya sudah mengeluarkan getah yang kental. Tetapi belum bisa langsung di tampung. Terkadang paragat membiarkannya sampai dua hari. Sampai arirang benar-benar meneteskan air tuak yang berkualitas sesuai dengan pengalaman sang paragat. Setelah benar-benar di yakini telah berkualiatas maka mulai paragat menampung tuak yang menetes demi setetes tersebut dengan wadah yang di gantungkan tepat dibawah tetesan arirang tersebut.Tuak ini akan diambil oleh paragat dua kali sehari, yaitu pagi dan sore, dan di samping mengambil tuak paragat juga harus mengiris arirang secara bersamaan dua kali sehari. Air tuak yang di hasilkan arirang ini masih kental dan putih sedikit berlendir dan rasanya manis. Tuak seperti ini di sebut tuak na tonggi dan belum mengandung alkohol. Barulah setelah Raru di celupkan selama beberapa jam maka tuak akan berubah menjadi sedikit pahit dan memiliki dosis alkohol yang dapat memabukkan. Raru adalah kulit pohon tertentu yang sudah kering yang berfungsi sebagai perubah rasa dan penumbuh dosis yang di campurkan ke tuak.   Setelah benar-benar memiliki rasa yang pas di kerongkongan barulah kemudian di pasarkan ke lapo-lapo tuak yang menjadi langganan sang paragat tersebut.
·        Tuak kelapa
Berbeda dengan tuak bagot, jika dibandingkan dengan tuak dari sadapan pohon kelapa ini  air yang di hasilkan lebih sedikit. Pohon enau/ bagot yang menghasilkan tuak lebih produktif dibandingkan dari kelapa.  Untuk mendapat  tuak 1 liter saja  dibutuhkan 10 batang kelapa. Bahkan dari 1 pohon kelapa  terkadang tuak yang di hasilkan hanya 1 gelas saja dalam satu malam.Dalam pengumpulan air tuak juga sekali saja dalam sehari. Sedangkan tuak dari pohon bagot dapat menghasilkan 10 liter dalam 1 hari yaitu dua kali pengambilan (pagi dan sore). Itu masih terhitung satu pohon. Apabila paragat memiliki 3-4 pohon bagot maka pekerjaan maragat ini dapat di pastikan cukup menjanjikan. Namun perlu diketahui terkadang tak selamanya juga tuak deras mengalir dari pohon bagot, itu tergantung trik, cara, dan keuletan sang paragat dalam memahami cara pengambilan tuak. Musim juga dapat mempengaruhi produktifitas pohon bagot dalam mengeluarkan tuak.
Adapun cara pembuatan tuak kelapa ini yaitu pertama kali dengan mengikat mayang kelapa. Berbeda dengan mayang bagot (arirang). Mayang kelapa adalah bakal buat yang akan menjadi kelapa yang berada di pucuk pohon.. Mayang kelapa dibungkus dengan daun kelapa muda dan di ikat dengan tali agar tidak pecah. Kemudian dibiarkan kira kira satu setengah hari. Setelah itu ujungnya di iris miring, dengan melepas sedikit demi sedikit tali. Ke esokan hari barulah air tuak ditampung.
III.         Khasiat/manfaat  dan efek samping tuak
Tuak adalah minuman penghangat badan di saat cuaca sedang dingin dan sebagai obat penghilang rasa lelah  seuasai bekerja keras. Tuak memiliki kandungan vitamin yang menyuplai tambahan tenaga ke tubuh si peminum. Berikut  beberapa khasiat tuak  :
·        Mengobati sariawan
·        Baik untuk wanita yang baru melahirkan untuk memperlancar air asi.
·        Sebagai bahan membuat gula aren
·        Bahan campuran pada pembuatan kue..
Dan masih banyak lagi manfaat dan khasiat tuak ini bagi kehidupan. Selagi tidak berlebihan mengkomsumsinya. Dan jika berlebihan tentu saja memiliki efek yang cukup fatal bagi kehidupan… berikut beberapa efek samping yang terjadi dalam kehidupan karena pengaruh minum tuak terlalu berlebihan :
·        Dapat merusak organ tubuh jika terlalu berlebihan meminumnya, seperti penyakit lever..
·        Memabukkan, karena tuak yang di campur raru telah memiliki dosis alkohol sekitar 4-5  %. Sehinnga yang mengkomsumsi kehilangan kendali, yang dapat menibulkan kekerasan dan pertikaaian
·        Merusak mata pencaharian. Peminum yang berlebihan akan menghambur-hamburkan uang hanya untuk kesenangan di bawah pengaruh alcohol karena dosis tuak yang terlalu berlebihan… dan masih banyak lagi efek samping mengkomsumsi tuak yang berlebihan.
Di daerah Tapanuli tuak di kenal dengan istilah bius toba, dan ada juga yang mengatakan istilah tusor atau tuak sore. Ada juga menyebut dengan susu batak..dsb. untuk menambah kenikmatan minum tuak di iringi mengemil makanan ringan yang disebut dengan tambul, sehinggga membuat suasana menjadi lebih semarak bercampur canda dan tawa.  Lantas mengapakah orang harus singgah di lapo untuk sekedar minum tuak khususnya orang batak. Tentu setiap orang mempunyai alasan tersendiri, jadi jangan langsung berpikiran negative thinking terhadap orang suka minum tuak   di lapo.. jika masih dalam tahap wajar-wajar saja sebagai pelepas rasa penat dan lelah…perlu di pahami peminum dan pemabuk itu berbeda. Peminum adalah orang yang rutin minum tuak di lapo, tetapi minumnya tidak melampaui batas dan mampu menguasai diri. Sedangkan pemabuk adalah orang yang sudah di pengaruhi oleh tuak dan sehari-harinya hanya berpikir untuk mabuk tampa memikirkan dampak bagi diri sendiri.  ada beberapa alasan logis beberapa orang minum tuak dilapo
o       sebagai modal bersosialisasi dengan orang-orang sekitar. Tentu dengan duduk di lapo maka membuka suasana persahabatan dan perkenalan
o       harganya murah dan minumnya lebih praktis
o       menghilangkan rasa jenuh dan bosan setelah seharian bekerja
o       mengekspresikan rasa dan jiwa seni yang terpendam… seperti halnya bernyanyi, sekedar bermain catur..
o       mendengar kabar terbaru.. ( ini khususnya di daerah pedalaman karena sarana media komunikasi dan informasi yang terbatas)
dan lain sebagainya.

Demikianlah sekilas ulasan mengenai TUAK….